26 Juni, 2009

Dari Atas Turun ke Bawah
Bebeberapa hari lalu, saya punya pengalaman menarik, Saya jalan-jalan ke pasar tradisional, yaitu Samarinda, Jodoh (batam red) Di tengah keramaian pasar, saya melihat seorang ibu yang sedang membeli ikan segar.
Namun anehnya, saat memilih ikan itu, sang ibu selalu menciumi kepala ikan. Perasaan ingin tahu muncul di benak saya. Ada apa sebenarnya dengan ikan-ikan itu? Dengan langkah berani lalu saya menghampiri ibu tadi dan bertanya,
“Maaf bu, mau tanya, kenapa ikan-ikan yang ibu beli tadi kepalanya pada diciumi semua. Memangnya, ada apa dengan ikan-ikan itu?” Lantas sang ibu tadi menjawab,”Begini mas, saya ciumi kepala ikan-ikan tadi hanya untuk memastikan saja apakah ikan itu betul-betul segar atau sudah busuk.
Dengan menciumi kepalanya sudah ketahuan apakah ikan itu masih segar atau tidak, dan kalau ternyata kepalanya sudah busuk maka tubuh ikan itu juga busuk, Mas.”
Mendengar penjelasan ibu tadi, saya langsung ingat sebuah falsafah Yunani kuno yang mengatakan ”proses pembusukan ikan dimulai dari kepalanya. Jadi, kalau kepalanya sudah mulai membusuk, maka anggota tubuhnya yang lain juga ikut membusuk. Sebaliknya, kalau kepalanya masih segar otomatis tubuh ikan itu masih segar bugar. Dari pengalaman tersebut di atas dapat dideskripsikan betapa sangat menentukannya peran kepala, baik kapasitasnya sebagai kepala rumah tangga atau kepala sebuah instansi. Seseorang yang menjadi kepala dalam suatu instansi atau dalam lembaga-lembaga lainnya akan memiliki pengaruh signifikan terhadap bawahannya. Bahkan dapat dikatakan nasib bawahannya bergantung pada kebijakan kepala itu. Nah, bila rumah tangga atau kepala instansi kita dipimpin oleh seorang kepala yang busuk maka secara otomatis kita akan mengalami pembusukan massal dalam semua sendi kehidupannya. Sebaliknya, apabila yang memimpin adalah seorang kepala yang segar maka seluruhnya akan menjadi bugar.Marilah kita menjadi pemimpin yang cerdas demi kebaikan semua orang yang kita pimpin. Jangan sampai kita mengejar kebahagiaan sesaat dan mengorbankan kebahagiaan jangka panjang.