27 Maret, 2009


Politisi Lamar Pekerjaan
Sumpur kudus pun Membuka lowongon


Kampanye parpol dan caleg ibarat pasar malam yang menggelar bazar. Semua obral janji barang murah, Simak saja, di semua panggung kampanye. Parpol dan caleg menjual kecap nomor dan membual janji barang murah, Obral janji itu baik-baik saja. Ya, karena tak ada orang yang mau dijanjikan barang mahal. Semua ingin jadi lebih baik. Apalagi, di tengah kesulitan ekonomi seperti sekarang, janji indah tersebut bisa jadi harapan yang untuk sementara dapat meredakan kesulitan dan penderitaan, Masalahnya, dengan cara apa parpol dan caleg itu dapat memenuhi janji politik di panggung kampanye tersebut? Kalau program, misalnya, praktis selama kampanye yang sudah berjalan seminggu ini tidak pernah dibeber rencana konkretnya.Padahal, semakin konkret suatu janji akan semakin mudah dicatat, juga bakal gampang ditagih di kemudian hari setelah parpol meraih banyak suara dan caleg-calegnya duduk di legislatif.Sebaliknya, jika suatu janji tak konkret, sesungguhnya itu merupakan indikasi bakal bohong. Janji tersebut mustahil bisa ditepati. Sebab, janji yang tidak konkret sulit diwujudkan. Semakin "abu-abu" suatu janji, semakin besar peluang si pembuat janji untuk ingkar.Tetapi, panggung kampanye pemilu di Sumpur kudus memang belum sampai menjadi arena transaksi politik yang riil antara parpol dan calegnya dengan para pemilih.Kampanye dalam banyak bentuk yang bersifat terbuka hanyalah panggung orasi politik. Berikutnya, massa kampanye cuma ingin memperoleh hiburan gratis.Itulah sebabnya suasana gembira menyaksikan atau turut berjoget bersama penyanyi di panggung kampanye sama sekali tidak menjelaskan indikasi partisipasi pemilih.Tidak banyak kaitan, misalnya, antara membeludaknya massa kampanye yang berjoget dengan indikasi besarnya dukungan pemilih dalam pemilu 9 April nanti,Tujuan massa menyemut ke arena kampanye hanyalah ingin mendapatkan hiburan, uang pengganti transportasi, atau sembako yang diberikan gratis oleh parpol yang berkampanye.Dengan kondisi seperti itu, pemilu masih jauh dari ikhtiar politik untuk memperbaiki sistem, atau pembaruan program pembangunan guna menjadikan daerah ini lebih bermartabat. Orasi kampanye Pemilu masih berkutat pada pemberian suara pemilih untuk memberikan "pekerjaan" kepada politisi di dewan. Kita diminta memilih wakil-wakil parpol agar mereka, para caleg dapat bekerja dengan nyaman, menikmati gaji besar dengan fasilitas negara yang menggiurkan.Karena ibarat lowongan kerja, pemilu jadi rebutan banyak pengangguran, Simak saja caleg-caleg baru saat ini. Tidak banyak di antara mereka yang memiliki pekerjaan yang jelas, Mereka menjadi caleg ibarat melamar pekerjaan saja, yang kita takutkan kalau nanti lamaran mereka ditolak... ha.. ini lah yang paling berbahaya,bisa2 mereka nantik jadi gila/stress

18 Maret, 2009

Sumber Daya Alam yang Terabaikan...

Sumpur kudus dikenal dengan nagari yang mempunyai tanah yang subur, air yang jernih, serta penduduk nya yang rajin-rajin, tapi sekali kali marilah kita tengok kedalam apa saja yang bisa dihasilkan masyarakat sumpur kudus dari sumber daya alam yang melimpah tadi, mungkin yang selama ini kita kenal baru berupa Karet, gambir, kopi, kulit manis, dll tapi sebagian dari itu pada saat sekarang ini sudah pada menghilang dari tanah kita, dan yang sangat ironis adalah kebiasan buruk orang kampung kita yang cukup puas dengan membeli semua kebutuhan hidup sehari hari termasuk cabe, bawang, lengkuas, dan yang sangat luar biasa adalah Pucuak ubi, kenapa kebutuhan yang kecil -kecil ini kita belum bisa memenuhi nya sendiri dari hasil pertanian kita?? kenapa tanah yang begitu subur, air yang belum tercemar oleh limbah-limbah industri tidak bisa kita manfaatkan? malu donk kita padahal 85 % dari total penduduk kita adalah berprofesi sebagai petani, tapi sampai hari ini kita untuk membeli setangkai pucuak ubi saja itu harus pergi ke pasar kumanis atau pasar tanjung ampalu, saya yakin dan percaya nanti pada tahun 2010, masyarakat sumpur kudus pasti sudah bisa berswasembada sayur -mayur dan kebutuhan sehari hari... tapi ini semua tidak akan bisa terlaksana kalau semua dari kita tiadk bersatu padu dan lebih meningkatkan rasa kecintaan terhadap kampung dan nagari yang kita cintai ini, dan yang lebih penting lagi arahan dan bimbingan dari pemeritah terutama dari pemkab sijunjung itu sendiri... Jan dicaliak dari jawuah juo lai pak.....

15 Maret, 2009


Gio Satya Ghani

Prestasi:

1. Juara III Lomba BALITA SEHAT Tingkat Kecamatan Tanjungpinang Barat pada tanggal 8 agustus 2008
2.Juara II lomba BALITA SEHAT Tingkat Kota Tanjungpinang tahun 2008 pada tanggal 20 Oktober 2008

Inilah buah hati saya GIO SATYA GHANI, lahir di kota Batam pada tanggal 02 februari 2008

SUMPUR KUDUS "Makah Darek"

Kubangun Kau Demi Citramu Makah Darek, inilah pilsafat orang tua -tua dulu untuk membulatkan tekat demi kemajuan sumpur kudus dimasa yang akan datang, nah... sekarang tergantung pada kita semua generasi muda, mari kita bertanya pada diri sendiri, "mau kita bawa kemana sumpur kudus ini?" dalam beberapa tulisan saya sebelum nya saya sudah beberapa kali mengatakan bahwa sumpur kudus itu ibarat sebuah tambang emas yang belum terjamah oleh tangan-tangan yang ahli dan lebih membangun, tiap tahun begitu banyak "nagari"ini menciptakan SARJANA MUDA tapi kemana aja loo?? apakah sarjana yang kamu dapat hanya untuk 'genggsi-genggsian'? wuallah wua alam...